Rencana Cepat Iran: Deportasi Jutaan Warga Afghanistan

Iran telah mengumumkan rencana untuk mendeportasi jutaan warga Afghanistan yang berada di negara tersebut secara ilegal. Langkah ini merupakan kebijakan yang kontroversial, mengingat banyaknya warga Afghanistan yang melarikan diri dari ketidakstabilan politik, ekonomi, dan keamanan di negara mereka sendiri. Keputusan pemerintah Iran ini menimbulkan berbagai reaksi, baik dari pihak internasional maupun dalam negeri, termasuk dari kelompok hak asasi manusia yang menyuarakan keprihatinan atas nasib para pengungsi tersebut. Menurutnya, otoritas keamanan dan Kementerian Dalam Negeri sedang berupaya mengambil langkah-langkah yang memungkinkan pengusiran “sejumlah besar warga asing ilegal” dalam jangka panjang.

Ketika pihak berwenang Iran berbicara tentang imigran ilegal, yang mereka maksud adalah migran Afganistan. Kedua negara bertetangga ini berbagi perbatasan yang panjangnya lebih dari 900 kilometer. Selama lebih dari 40 tahun, warga Afganistan melarikan diri dari perang saudara, kemiskinan, dan baru-baru ini mereka mengungsi dari Taliban ke Iran. “Warga Afganistan adalah masyarakat yang berbudaya, tapi negara kita tidak dapat menerima begitu banyak migran,” kata Menteri Dalam Negeri Iran dalam wawancara dengan televisi pemerintah pada tanggal 9 September.

Rencana Cepat Iran: Deportasi Jutaan Warga Afghanistan

Latar Belakang Hubungan Iran dan Afghanistan

Iran menjadi tujuan utama bagi jutaan warga Afghanistan yang melarikan diri dari konflik, khususnya sejak invasi Soviet pada 1979 dan perang saudara yang terjadi setelahnya. Selama beberapa dekade, Iran telah menampung sejumlah besar pengungsi Afghanistan, dan sebagian besar dari mereka tinggal di sana tanpa status hukum yang jelas.

Menurut perkiraan badan pengungsi PBB, UNHCR, Jumlah orang Afganistan yang mengungsi di Iran hampir mencapai 4,5 juta. Namun menurut laporan media Iran, jumlah sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi. Ada yang memperkirakan jumlahnya 6 hingga 8 juta orang. Banyak juga yang berniat meneruskan perjalanan ke Eropa.Karena kesamaan bahasa, mereka mampu berbaur dengan masyarakat di Iran dan tetap bertahan dengan dukungan imigran gelap lainnya.

Perdebatan sengit telah berlangsung selama berbulan-bulan mengenai tingginya jumlah pengungsi Afganistan di Iran. Debat ini menitikberatkan kekhawatiran dan klaim bahwa para pengungsi akan merebut lapangan pekerjaan dan membebani sistem sosial. Di internet juga beredar petisi yang menyerukan deportasi pengungsi Afganistan, serta sejumlah ujaran kebencian terhadap mereka.

Masalah Pengungsi Afghanistan di Iran

Namun, kehadiran mereka juga menimbulkan tantangan bagi pemerintah Iran, terutama terkait dengan penyediaan layanan publik dan lapangan pekerjaan. Hal yang sama juga terjadi pada jurnalis dan pakar Afganistan Jila Baniyaghoob. “Saya terus-menerus mendapat pesan kebencian dan bahkan ancaman pembunuhan. Mereka ingin membungkam saya,” ujar Baniyaghoob dalam sebuah wawancara dengan DW.

Baniyaghoob adalah salah satu di antara 540 profesional media, pengacara, artis, dokter, dan aktivis yang menandatangani petisi solidaritas terhadap migran Afganistan pada tahun lalu. Mereka secara khusus mempertanyakan kampanye kebencian terorganisasi terhadap migran dan memperingatkan konsekuensi tak terduga dari tindakan populis tersebut.

“Negara ini telah lama menderita krisis ekonomi dan salah urus yang kronis. Sejak tahun lalu, pihak berwenang menyalahkan migran ilegal atas masalah seperti harga pangan yang terlalu mahal. Kini, mereka berada di bawah tekanan untuk bertindak dan melakukan deportasi massal. Namun mereka hampir tidak bisa mengamankan perbatasan. Banyak migran yang akan kembali. Anda tidak dapat menyelesaikan masalah ini dengan kebencian dan agitasi.”

Rencana Cepat Iran akan bangun tembok di perbatasan


Dalam beberapa bulan terakhir telah berulang kali terjadi protes massal dan serangan terhadap migran Afganistan di berbagai kota di Iran. “Suasananya tengah memanas,” kata Nazar Mohammad Nazari dalam wawancara dengan DW. Pemuda asal Afganistan ini berharap kehidupan yang lebih baik di Iran.

“Beberapa bulan yang lalu, seorang warga Iran terbunuh dalam sebuah pertikaian yang terjadi setelah pernikahan antara warga Iran dan Afganistan,” ujarnya. “Setelah itu, terjadi serangan acak terhadap seluruh warga Afganistan. Saya tidak lagi merasa aman.” Dia kemudian kembali ke Afganistan.

Para migran juga diancam akan ditangkap dan dideportasi ke kamp kapan saja. Menurut laporan media, warga Afganistan yang lahir di Iran, punya dokumen identitas Iran, dan hanya tahu sedikit atau tidak tahu sama sekali tentang Afganistan, juga telah dideportasi dalam beberapa pekan terakhir.

Pada saat yang sama, Iran sedang membangun tembok di perbatasan dengan Afganistan. Tembok ini akan dibangun di timur laut Iran, tempat yang sering kali dilintasi secara ilegal. Rencana awalnya, akan dibangun tembok beton sepanjang 74 kilometer dengan tinggi empat meter dan dilengkapi kawat berduri.

Banyak pihak meragukan apakah tembok ini benar-benar bisa secara signifikan mengurangi penyeberangan perbatasan secara ilegal. Apalagi mengingat panjang perbatasan yang hampir seribu kilometer.

Deskripsi Meta:

Rencana Cepat Iran memutuskan untuk mendeportasi jutaan warga Afghanistan yang tinggal di negara tersebut secara ilegal, sebuah kebijakan yang memicu kekhawatiran internasional terkait krisis kemanusiaan di kawasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *